oleh Michael H. Hart 
 Peduli setan dengan planit-planit! Peduli setan dia mau berputar, merosot,  tabrakan, terjungkal! Tetapi tidak "peduli setan" buat Johannes Kepler yang  lahir tahun 1571 di kota Weil der Stadt, Jerman, penemu hukum pergerakan  planit-planit. Penemuan Kepler in cuma dua puluh delapan tahun sesudah  penerbitan buku De revolutionibus orbium coelestium, buku besar yang di dalamnya  memuat teori Copernicus bahwa planit-planit berputar mengitari mentari dan  bukannya mengitari bumi. Kepler belajar di Universitas Tubingen, peroleh gelar  sarjana muda tahun 1588 dan gelar sarjana penuh tiga tahun kemudian. Umumnya  para ilmuwan saat itu menolak teori "heliocentris" Copernicus; tetapi, ketika  Kepler di Tubingen dia dengar hipotesa heliocentris itu dan memperincinya dengan  kecerdasan tinggi, akhirnya dia mempercayainya.
Sesudah meninggalkan Tubingen, Kepler menjadi mahaguru selama beberapa tahun  di akademi di kota Graz. Sambil mengajar dia tulis buku pertamanya tentang  astronomi (1596). Kendati teori yang diajukan Kepler di buku itu ternyata  sepenuhnya meleset, buku itu dengan jernih menunjukkan kemampuan matematika  Kepler dan kemurnian pikirannya, sehingga ahli astronomi besar Tycho Brahe  mengundangnya jadi asistennya di peneropong bintangnya di dekat Praha.
Kepler menerima undangan ini dan bergabung dengan Tycho bulan Januari 1600.  Tycho meninggal dunia tahun berikutnya, tetapi Kepler sudah berhasil menyuguhkan  kesan baik pada bulan-bulan sebelumnya sehingga Kaisar Romawi Suci --Rudolph  II-- segera menunjuknya menggantikan Tycho selaku matematikus kerajaan. Kepler  menduduki posisi itu selama sisa hidupnya.
Sebagai pengganti Tycho Brahe, Kepler mewarisi setumpuk besar catatan hasil  pengamatan cermat ihwal planit-planit yang telah digarap Tycho bertahun-tahun.  Karena Tycho --astronom besar terakhir sebelum diketemukan teleskop-- juga  pengamat yang hati-hati dan teliti yang pernah dikenal dunia, catatan-catatan  itu teramat besar harganya. Kepler percaya bahwa catatan analisa matematika  Tycho yang cermat memungkinkannya menentukan kesimpulan bahwa teori gerakan  planit adalah benar: teori heliocentris Copernicus; teori geocentris Ptolemy  yang lebih lamaan; atau bahkan teori ketiga yang dirumuskan Tycho sendiri.  Tetapi, sesudah bertahun-tahun melakukan sejumlah perhitungan yang cermat,  Kepler dengan rasa cemas menemukan bahwa pengamatan Tycho tidaklah konsisten  dengan teori-teori yang mana pun juga!
Akhirnya Kepler menyadari bahwa masalahnya adalah: dia, seperti juga  Copernicus dan Tycho Brahe dan semua astronom klasik telah menduga bahwa orbit  keplanitan terdiri dari lingkaran-lingkaran atau gabungan dari  lingkaran-lingkaran. Tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa orbit keplanitan  tidaklah melingkar, melainkan agak oval, ellips.
Bahkan sesudah menemukan pemecahan pokok, Kepler masih harus menghabiskan  waktu berbulan-bulan membenamkan diri dalam kerja hitung-menghitung yang rumit  dan melelahkan untuk meyakinkan bahwa teorinya memuaskan pengamatan Tycho. Buku  besarnya Astronomia Nova, diterbitkan tahun 1609, menyuguhkan dia punya bagian  pertama dari dua hukum pergerakan planit. Hukum pertama menegaskan tiap planit  bergerak mengitari mentari dalam orbit oval atau ellips dengan matahari pada  satu fokus. Hukum kedua menegaskan bahwa planit bergerak lebih cepat ketika  berada lebih dekat dengan matahari; kecepatan planit berbeda begitu rupa bahwa  garis yang menghubungkan planit dan matahari selama perputaran, meliwati bidang  yang sama luasnya dalam jangka waktu yang sama. Sepuluh tahun kemudian Kepler  mengeluarkan hukum ketiganya: makin jauh jarak sebuah planit dari matahari,  makin perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan perputarannya atau kwadrat kala  perputaran planit-planit berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya  dengan matahari.
Hukum Kepler, dengan menyuguhkan gambaran pokok yang komplit dan tepat  tentang gerak planit-planit mengitari matahari, memecahkan masalah utama bidang  astronomi, yang bahkan oleh orang-orang genius seperti Copernicus dan Galileo  terliwatkan. Tentu saja, Kepler tidak menjelaskan mengapa planit-planit bergerak  pada orbitnya seperti itu; masalah ini terpecahkan di abad berikutnya oleh Isaac  Newton. Tetapi, hukum Kepler merupakan pendahulu vital buat sintesa besar  Newton. ("Jika saya melihat lebih dulu dari orang lain," begitu pernah Newton  bilang, "ini akibat saya berdiri di atas pundak-pundak para raksasa." Tak salah  lagi, Kepler adalah salah satu dari raksasa-raksasa itu yang dimaksud  Newton).
Sumbangan Kepler kepada astronomi hampir bisa disejajarkan dengan Copernicus.  Dan sesungguhnya, dalam beberapa hal hasil karya Kepler bahkan lebih  mengesankan. Dia lebih orisinal,, dan kesulitan matematika yang dihadapinya  bagaikan menggunung. Teknik matematika pada saat itu tidaklah sesempurna  perkembangannya seperti halnya kini, dan saat itu tak ada mesin kalkulator yang  menolong Kepler dalam tugas penghitungan-penghitungannya.
Ditinjau dari sudut arti penting karya Kepler, adalah mengherankan bilamana  pada mulanya hampir tidak digubris orang, bahkan oleh seorang ilmuwan besar  seperti Galileo. (Galileo tak ambil perhatian hukum Kepler sungguh mencengangkan  karena kedua orang itu saling berkorespondensi satu sama lain, dan juga karena  hasil karya Kepler dapat menolong menguji teori Ptolemy). Tetapi bila yang  lain-lainnya agak lambat menghargai ketinggian hasil karya Kepler, ini dapat  difahami oleh Kepler sendiri.
Dalam nada letupan kegembiraan Kepler menulis "... Buku telah kutulis! Telah  kupersembahkan sesuatu anugerah kesenangan yang suci. Dia akan dibaca baik oleh  orang sejamanku atau oleh generasi sesudahku. Aku tidak peduli. Bisa jadi buku  itu harus menunggu 100 tahun untuk menjumpai seorang pembaca, seperti halnya  Tuhan menunggu 6000 tahun seseorang yang bisa memahami kebesaran karyanya."
Meskipun angsur-berangsur, sesudah melampaui beberapa dekade, arti penting  hukum Kepler menjadi jelas buat dunia ilmu pengetahuan. Pada abad berikutnya  pendapat-pendapat yang memihak teori Newton berkata bahwa hukum Kepler  disimpulkan dari teori-teori itu. Pendapat sebaliknya mengatakan, hukum gerak  Newton, hukum gaya berat Newton disimpulkan dari hukum Kepler. Tetapi, untuk  berbuat demikian memerlukan teknik itu, Kepler, cukup mudah menangkap  permasalahannya dan mengajukan pendapat bahwa gerakan planit dikontrol oleh  tenaga yang datang dari matahari.
Sebagai tambahan hukum gerakan planit-planit, Kepler menyumbangkan berbagai  ihwal kecil di bidang astronomi. Dia juga membuat sumbangan penting mengenai  teori optik. Di akhir-akhir umurnya --sayang sekali-- dia diganggu oleh masalah  pribadi. Jerman merosot jadi kacau karena "Perang tiga puluh tahun" dan jarang  orang yang bisa lolos dari kesulitan-kesulitan serius.
Salah satu masalah adalah soal nafkah. Kekaisaran Romawi Suci lambat dalam  pembayaran gajinya, walau dalam keadaan yang tidak gawat. Dalam keadaan perang  yang kacau-balau, gaji Kepler ditunggak terus. Karena Kepler kawin dua kali dan  punya dua belas anak, kesulitan duit ini betul-betul berat. Masalah lain  menyangkut bundanya yang di tahun 1620 ditahan dengan tuduhan jadi "dukun  sihir." Kepler banyak buang waktu hingga akhirnya sang ibu bisa dibebaskan tanpa  mengalami siksaan.
Kepler meninggal dunia tahun 1630 di Regensburg, Bavaria. Dalam masa "Perang  tiga puluh tahun" yang mengganas itu, kuburnya diobrak-abrik. Tetapi, hukum  gerakan planitnya terbukti lebih menjadi kenangan yang lestari dari sekadar  sepotong batu nisan.


